MANGGAR – Di balik tumpukan dokumen, lemari arsip, dan sistem klasifikasi yang rumit, ada sosok perempuan muda dari Belitung Timur yang tengah menjadi sorotan nasional. Dialah Woro Hapsari Candra Dewi. Profesi yang digelutinya selama ini sering kali tak terlihat di permukaan.

Namun, siapa sangka, dari ruang sunyi kearsipan, Woro justru mengukir prestasi luar biasa : dinobatkan sebagai Arsiparis Ahli Pertama Teladan Nasional se-Indonesia tahun 2025. Pencapaiannya bukan kebetulan. Dia bersaing dengan arsiparis-arsiparis terbaik dari berbagai penjuru negeri.

Dalam penilaian akhir, Woro meraih nilai 90,20, mengungguli Herdito Haryowidagdo dari Kementerian Ketenagakerjaan RI (90,15) dan Amelya Indah Fatma Rini dari Pemprov Jawa Timur (89,15).

Kemenangan tipis itu cukup membawanya ke puncak tertinggi dalam dunia kearsipan nasional. Ketika dihubungi oleh BelitungTimes.com, Woro masih tampak tak percaya. “Saya bangga, terharu, dan bahagia. Tidak menyangka banget karena lawan-lawan saya juga luar biasa. Mereka sangat kompeten,” katanya dengan mata berbinar seusai penyerahan penghargaan di ANRI Jakarta, Kamis (22/5/2025).

Di tengah gempuran dunia digital dan kesibukan birokrasi, bidang arsip masih kerap dianggap sepele. Tapi tidak bagi Woro. Baginya, arsip bukan sekadar menyimpan dokumen. Itu adalah bentuk menjaga sejarah, bukti akuntabilitas, dan cermin profesionalisme suatu lembaga. “Dunia arsip itu sangat penting, meskipun banyak yang memandangnya sebelah mata. Tapi saya yakin, ke depan akan semakin banyak orang yang menyadari pentingnya arsip dalam kehidupan birokrasi dan sejarah bangsa,” kata dia.

Sejak awal karirnya, Woro sudah menunjukkan kepedulian pada sistem kearsipan yang rapi dan terstruktur. Dia tak hanya menguasai aspek teknis, tetapi juga aktif mendorong digitalisasi dan pengelolaan arsip yang efisien di lingkup daerah. Tak jarang, dia menjadi narasumber dalam pelatihan internal, membagikan ilmunya kepada rekan-rekan ASN di Belitung Timur.

Menjadi juara nasional bagi sebagian orang mungkin terasa jauh dan sulit. Tapi Woro membuktikan, semangat dari daerah pun bisa bersinar terang.

Dengan kerja keras, komitmen, dan dedikasi, dia menunjukkan bahwa putra-putri daerah mampu menjadi yang terbaik, bahkan di tingkat nasional.

Kemenangannya bukan hanya kemenangan pribadi. Ini adalah kabar baik bagi Belitung Timur. Sebuah pengingat bahwa kualitas sumber daya manusia dari daerah pun tak bisa diremehkan.

“Harapan saya, dengan pencapaian ini, bidang arsip di Indonesia bisa lebih diperhatikan dan dikembangkan. Semoga makin banyak yang terinspirasi untuk menekuni dunia arsip dengan sepenuh hati,” kata Woro.

Dia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang mendukungnya sampai titik ini, mulai dari keluarga, teman dan sahabat, serta rekan-rekan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Belitung Timur. Tak banyak yang tahu bahwa di balik kerja sunyi arsiparis, tersimpan peran besar dalam menjaga ketertiban administrasi dan warisan dokumen bangsa.

Woro Hapsari Candra Dewi kini menjadi wajah baru profesi itu, seorang perempuan muda dari timur Pulau Belitung, yang membuktikan bahwa dari tempat yang jauh dari hiruk pikuk ibu kota, lahir sosok baru dalam dunia kearsipan Indonesia. Woro telah mengangkat martabat profesinya. Kini, dia tidak hanya menyimpan dokumen. Dia juga sedang menulis sejarahnya sendiri, sebuah arsip hidup tentang kerja keras, cinta pada profesi, dan bukti bahwa kesungguhan tak pernah sia-sia.

Sumber : https://belitungtimes.com/

Kembali ke Berita